Teen Top

Teen Top

Selasa, 15 Februari 2011

[FF] Class Death Part 2

Malamnya Pov~


Aku makin penasaran dengan kelas itu. Sebenarnya, apa yang di sembunyikan dari pihak sekolah. Kenapa harus di larang keras untuk membuka kelas itu. Aku mencoba menutupi mataku untuk tidur. Tetapi, selalu saja kelas itu selalu menambah penasaranku. Aku mencoba mencari buku untuk aku dibaca,biar aku melupakan kelas itu dan penasaranku. Tapi, tetap saja aku selalu memikirkan penasaranku terhadap kelas itu. Aku ingin sekali masuk ke dalam kelas itu. Tapi, bagaimana cara membuka pintu itu. Pintu itu di gembok dengan kuat. Tidak mungkin aku menghancurkannya dengan kapak. Bisa jadi kasus panjang ini. Aku berusaha melupakan dan kembali ke tempat tidurku. Berusaha memejamkan mataku.

Keesokannya~~


Aku menunggu teman-teman yang lain di gerbang sekolah. Sambil melirik jam sesekali. Akhirnya mereka datang juga. “Maaf,ya lama menunggu. Nih, Jaejin lama banget mandinya?”protes Hongki. Aku hanya mengangguk. Lagi dan lagi kami melewati kelas kosong itu,aku berusaha tidak menghiraukannya. Tapi.. “Tolong… Tolong… Tolong…?”teriak seorang wanita dari arah kelas itu. Aku berhenti dan memandang kelas itu keheranan. Kenapa ada suara cewek minta tolong di kelas itu. Mencurigakan. “Ada-apa,Jonghun. Kenapa berhenti melihat kelas itu?”tanya Minhwan menghampiriku di susul yang lain. “Tidak. Kalian dengar atau tidak,kalau ada suara cewek minta tolong di kelas ini?”tanyaku penasaran.


Mereka menggeleng serentak. Aku kaget. Kenapa hanya aku yang mendengar suara itu,sedangkan yang lain tidak mendengarnya. “Sudahlah. Paling Cuma perasaan kamu saja. Ayo?”ajak Seunghyun. Aku mengangguk, benar kata Seunghyun mungkin ini Cuma perasaanku saja. Tapi, teriak minta tolong itu terus terulang beberapa kali. Tiba-tiba saja aku merinding dan mengajak yang lain berjalan dengan cepat. Aku mencoba menghapus teriakan itu dari telingaku, karena teriakan selalu berdenging di telingaku. “Kamu kenapa?”tanya Jaejin. “Aku tidak tahu. Aku yakin,kelas itu pasti ada sesuatu yang mencurigakan. Karena, aku mendengar seorang cewek teriak minta tolong?”jawabku sambil menyipitkan mataku sebentar.



“Tapi,kita tidak mendengar teriakan itu sama sekali?”sanggah Jaejin. Hongki dan yang lainnya mengangguk setuju pada Jaejin. “Apa. Kalian tidak mendengarnya sama sekali. Jelas-jelas suara itu keras sekali. Masa kalian tidak mendengarnya sama sekali?”tanyaku kaget. Mereka menggeleng padaku. Kenapa hanya aku saja yang bisa mendengar suara teriakan itu. Aku menghela napas. “Sumpah. Aku penasaran. Kita buka saja kelas itu?”kata Hongki sambil memainkan pulpennya di tangan. Minhwan setuju dengan usul Hongki. “Jangan melanggar perintah peraturan sekolah. Mau di hukum sama pihak sekolah?”kata Seunghyun tidak setuju. “Aduh,Seunghyun. Kamu ini cowok,jangan takut. Lagian,kita harus membuka pintu kelas itu malam-malam. Biar tidak ketahuan sama satpam di sekolah ini?”kata Minhwan. Aku tersenyum setuju dengan Minhwan. “Oke. Bagaimana besok malam kita membukanya. Setuju?”usulku. “Setuju?”teriak mereka kecuali Seunghyun.


“Seunghyun,bagaimana dengan kamu?”tanyaku. Seunghyun terlihat seperti ragu-ragu untuk menjawab pertanyaanku kali ini. “Ya sudah deh?”jawabnya pasrah. Aku menepuk bahunya bangga. Akhirnya, aku membukanya juga besok malam. Pasti sangat seru sekali. Kalau memang benar ada cewek meminta pertolongan di kelas itu,berarti sudah berapa lama cewek itu di sekap. Aku harus memecahkan mistery ini.


Kamipun pulang bersama-sama. “Kita harus siap-siap. Berarti sampai malam kita tidak pulang dari sekolah?”tanya Jaejin. “Terserah. Apa kita pulang saja dulu. Kita tidak mungkin bawa barang-barang ke sekolah pagi-pagi,kan?”jawabku. “Iya juga. Kalau begitu kita pulang saja dulu?”kata Minhwan. Aku dan Hongki setuju. Seunghyun hanya diam daritadi. “Kenapa kamu diam,Seunghyun?”tanya Hongki. “Sebaiknya, kita lupakan aja rencana itu. Sungguh, perasaanku tidak enak banget sama kelas itu. Bukan penakut. Tapi, kayaknya kelas itu berbahaya sekali. Di lihat dari depan saja sudah menyeramkan begitu. Apalagi kalau lihat isinya?”kata Seunghyun. Hongki mengerucutkan bibirnya yang mungil. Mendengus kesal sesekali. “Sudahlah. Jangan takut. Aku jamin tidak akan terjadi apa-apa di kelas itu?”kataku menyemangati Seunghyun. Seunghyun hanya terdiam dan menghela napas panjang-panjang.



Keesokannya~~


Malam Pov~



Kami menyerundup sekolah diam-diam. Melihat kiri dan kanan. Akhirnya,kami tiba juga di kelas kosong ini. Sampai malam ini juga cewek itu tetap bertahan,tapi kenapa sekarang dia tidak berteriak minta tolong juga ya. Aku mengeluarkan kapak besar untuk menghancurkan gembok yang kuat ini. “Tunggu. Kamu mau menghancurkannya.Gawat! kan,bisa ketahuan kalau kelas ini ada yang di buka?”kata Jaejin. “Kalau begitu pakai apa. Gembok ini sangat kuat dan besar. Mau pakai. Kita tidak ada kuncinya sama sekali?”protesku pada Jaejin. “iya juga,sih. Ya sudah deh. Habis kita melihat isinya kita langsung kabur?”kata Jaejin. Aku menghancurkan gembok itu dengan kuat sampai gembok itu hancur. Sampai 10 menit kemudian gembok ini baru di buka.


Aku memegang gagang pintu ini pelan-pelan. Jaejin dan Hongki melihat kiri dan kanan sebelum masuk. Aku menyalakan senter untuk menjadikan kelas yang gelap jadi terang. Aku dan Yang lainnya melihat sekeliling kelas. Tapi, tidak ada siapa-siapa. Cewek yang berteriak minta tolong itu juga tidak ada. Dan anehnya kelas ini seperti kelas yang lainnya. Tidak di jadikan gudang atau tempat penyimpanan yang lainnya. Tapi, anehnya kelas ini berhamburan dan tidak beratur. Kalau tidak ada apa-apa kenapa kelas ini di tutup dan di larang kelas untuk membukanya. Aneh!


“Kita sudah melihat isinya,kan. Sudah kita pulang sebelum satpam sekolah berkeliling melihat sekolah?”ajak Seunghyun. Aku mengangguk dan menyuruh yang lain untuk pulang. Aku menutup pintu kelas ini rapat-rapat. Dan gemboknya aku masukin seperti semula walau tidak serapat tadi. Kamipun berlari bersama ke luar sekolah. Tanpa kami tersadar, ada suara cewek tertawa riang di kelas itu. Dan pintu itu terbuka dan keluar sesosok perempuan berpakaian seragam sekolah dengan rambut panjang yang tertutup. Berjalan pincang. Wajah penuh darah. Senyumannya seakan licik. Setelah dia keluar,pintu itu tertutup seperti semula.


Satpam Pov~~


Aku melihat jam tanganku. Sudah pukul 11 malam. Aku harus melihat semua sekolah ini sudah terkunci apa tidak. satu persatu ruangan sekolah ini aku memeriksanya. Terkunci semua. Tiba-tiba aku mendengar suara gadis yang sedang menangis di tangga lantai 2. Aku turun dan melihatnya. Aku melihat sosok gadis sedang menangis dan masih menggunakan seragam sekolah. Jangan-jangan murid dari sekolah ini. “Adik, sedang apa kamu di sini. kenapa tidak pulang?”tanyaku dari jauh. Gadis itu tetap menangis dan tidak menjawabku. Aku mendekatinya dan memegang bahunya. Ya Tuhan, Badannya dingin seperti es. “Adik, kamu..?” Dia menoleh kepadaku dengan pelan. Aku kaget melihat wajah dan matanya yang tertunduk. Bahkan dia Menangis dengan darah bukan air matanya. “AKH!!!!”teriakku. Saat gadis itu menampakkan wajahnya.



>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>To Be Continued>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Mohon kritik dan sarannya ya. Gomawo... ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar